Reuni Sebagai Momok 'Penghancur' Rumah Tangga, Gerbang Perselingkuhan?
Ilustrasi Via Youtube
- Selingkuh adalah salah satu hal yang bisa memicu hubungan dalam rumah tangga. Meski setiap pasangan telah berjanji untuk saling setia satu sama lain, namun tak bisa dipungkiri bahwa perselingkuhan bisa saja terjadi. Dan salah satu hal yang membuat perselingkuhan tidak bisa dihindarkan adalah acara reuni.
Acara reunian adalah pertemuan antar teman lama setelah sekian lama tak bersua. Bisa jadi pada saat acara reunian tak hanya teman yang ditemui, tapi juga mantan dan juga gebetan. Bukan tidak mungkin, setelah acara reunian kemudian muncul reunian-reunian baru bahkan hanya dilakukan berdua.
Melansir Yourtango, pada saat itulah potensi perselingkuhan bisa terjadi tanpa disadari. Indikasinya adalah adanya perasaan yang sama antara dua orang yang terlibat reunian, apalagi jika keduanya pernah terlibat perasaan satu sama lain di masa lalu. Awalnya bisa saja tidak direncanakan, namun perselingkuhan bisa saja terjadi.
Menurut psikolog klinis, Tiara Puspita M.Psi, ada beberapa jenis selingkuh yang awalnya justru tidak direncanakan sama sekali.
"Salah satunya di momen reunian. Ketika bertemu dengan teman lama atau mantan di acara seperti itu, akan memunculkan kenyamanan baru. Dari yang sudah lama tidak ketemu, sekarang dipertemukan tanpa sengaja. Bukan tidak mungkin akan muncul kesan, 'Oh dia sekarang lebih baik ya' atau 'Oh dia masih (cantik atau tampan, red) seperti dulu ya," jelas psikolog dari Tiga Generasi tersebut saat melansir Health-Liputan6.com.
Ironisnya, tak hanya dalam pertemuan tatap muka, niat untuk berselingkuh bahkan bisa muncul melalui grup chating. Untuk pasangan yang tidak bisa menjaga diri, bisa jadi mereka akan melakukan perselingkuhan secara online. Batasan yang dimaksud adalah tujuan utama dari agenda reunian yang harus positif, seperti mengagendakan penggalangan dana atau bakti sosial.
Jangan sampai, reunian melulu dikaitkan dengan ajang untuk mengenang masa lalu.
“Jika merespon di grup tentunya itu adalah hal yang biasa, namun pasangan perlu memiliki batasan yang tegas. Misalkan, lebih baik membahas rencana reuni, membantu teman, menggalang dana untuk kegiatan sosial, dan hal positif lainnya. Dibanding fokus dan terlena kenangan masa lalu,” ujar Sri Juwita Kusumawardhani, M.Psi., Psikolog Dewasa, Dosen Universitas Pancasila, serta Pendiri Komunitas Cinta Setara.
Dalam prakteknya, pembahasan di grup WA memang sepintas tidak ada kaitannya dengan niat untuk berselingkuh, namun tema yang dibicarakan semisal soal masa lalu akan membuka potensi ke arah sana.
“Pembahasan di grup Whatsapp misalnya, mungkin sulit dikategorikan perselingkuhan, namun itu dapat memercik kembali kenangan hingga akhirnya kita mengobrol di jalur pribadi,” sambung dia.
Bahayanya, lama kelamaan keinginan untuk mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata, atau pertemuan tatap muka, semakin intens dan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai sebuah perselingkuhan.
“Semua perselingkuhan tidak pernah diawali dengan niat berselingkuh. Jadi, batasan dengan lawan jenis, apalagi dengan mantan pacar perlu dipertegas saat keduanya sudah berumahtangga. Karena mencegah perselingkuhan lebih baik daripada menyelesaikannya,” saran Wita.
Apakah Kawan Sumber sudah mengenal Orkes Gambus atau juga disebut orkes Padang Pasir? #Sumberpedia #Budaya
Baca Juga
Post a Comment
Post a Comment